Minggu minggu ini banyak sekali air mata.
Bukan. Bukan karena kurang bersyukur.
Mungkin lebih tepatnya kurang siap dengan kenyataan.
Hati ini masih terombang-ambing.
Mengutamakan kata hati atau logika....
Air mata tak mampu terbendung terlalu lama.
Seperti ingin menjelaskan bagaimana isi hati ini
Seperti ingin menunjukan betapa banyaknya masalah yang di pendam.
Namun mulut tak mampu berkata
Hingga akhirnya tangisan yang mewakili segalanya
Segala kata-kata yang tak dapat kusebut
Kesal. Kecewa.
Merasa iri pada segelintir orang yang tidak merasakannya.
Harusnya kalian bersyukur bukan malah merasa terbebani
Karena ketika seseorang tak ada disampingmu
Saat itu kamu baru merasakannya.
Kehilangan.
Terlupakan.
Terabaikan.
Bukan hanya waktunya yang berkurang untukku
Tapi perhatiannya
Karena bukan hanya materi yang terpenting
Namun kasih sayangnya
Didikannya
Dan sebuah apresiasi darinya untuk prestasi diri sendiri
Untuk apa seorang anak berusaha menjadi yang terbaik kalau bukan untuk orang tuanya?
Untuk apa ada prestasi kalau tidak ada sebuah apresiasinya?
Bagaimana ada keberhasilan jika tak ada penyemangat untuknya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar